Untuk Indonesia Cerdas Dan Bermartabat...

DR. Ida Ayu Sri Adnyani, ST. MErg.

DR. Ida Ayu Sri Adnyani, ST. MErg.

Sunday, November 15, 2009

KEBIJAKAN PENGUASAAN TEKNOLOGI


Kebijakan penguasaan teknologi

Di era persaingan global yang semakin tajam, penguasaan teknologi oleh suatu bangsa adalah faktor penting untuk mampu bersaing sekaligus bertahan hidup. Bahkan, penguasaan teknologi menjadi faktor strategik sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi. Beberapa negara industri baru di kawasan Asia, sukses memiliki pertumbuhan ekonomi yang signifikan dalam dua dasawarsa terakhir, tak lain karena memiliki kebijakan dan perencanaan teknologi yang komprehensif dan integratif.

Ketersediaan sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi tinggi dalam bidang keteknikan, sangat diperlukan untuk menopang terwujudnya penguasaan teknologi.
Di awal tahun 90-an, BPPT dikenal sebagai lembaga riset berbagai bidang keteknikan, yang keberadaannya berperan dalam mendukung perkembangan industri perkapalan, penerbangan, permesinan atau energi di dalam negeri.

Lembaga serupa di negara lain, seperti, Korea Institute of Scinece and Technology (KISK) di Korea, Council of Scientific and Industrial Research (CSIR) di India,
State Science & Technology Commission (SSTC) di Cina,
the Science and Technology Development Board (SRDB) di Thailand,
atau Intensification of Research in Priority Area (IRPA) di Malaysia,

Tinjauan atas perlunya kebijakan teknologi dalam program pembangunan:

Pertama: Mempertemukan sasaran pengembangan SDM (sektor pendidikan) dengan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan oleh berbagai sektor pembangunan.

Kedua: memilih teknologi yang cocok guna eksploitasi sumberdaya alam seperti tanah, air, hutan, gas, bahan tambang, dan lainnya, termasuk mempertimbangkan dampak teknologi yang dipakai terhadap lingkungan, estimasi kemungkinan daur ulang secara alamiah, penentuan dampak atas pembangunan wilayah, nilai investasi dan penyerapan tenaga kerja.

Ketiga, Mencari aspek keunggulan komperatif maupun kompetitif bagi bidang usaha-usaha tertentu, ditinjau dari sisi besaran kandungan teknologi yang melekat pada barang dan jasa yang diperdagangkan (ekspor dan impor), agar diperoleh neraca perdagangan yang positif.

Keempat, Mengintegrasikan kebijakan sektor-sektor yang terkait. Menyatukan visi serta komitmen berbagai disiplin dan keahlian dari perpektif bahwa teknologi dan penguasaan teknologi merupakan sumberdaya yang sangat penting bagi pembangunan sosial-ekonomi bangsa.

Komitmen

Komitmen bersama sangat diperlukan untuk melahirkan kebijakan teknologi yang komprehensif dan integratif. Apalagi, ditinjau dari berbagai perspektif ilmu, sejatinya. teknologi memberi andil besar bagi kemajuan suatu bangsa, bahkan terhadap kemajuan peradaban umat manusia.

Dari perspektif Ilmu Ekonomi misalnya,
teknologi adalah salah satu faktor produksi guna mentransformasi bahan baku menjadi produk.
Teknologi juga berperan menggerakkan dan menumbuhkan berbagai sektor perekonomian.

Dari perspektif Ilmu Sosial,
teknologi merupakan instrumen untuk membantu menyelesaikan banyak masalah yang dihadapi masyarakat. Baik masyarakat desa maupun masyarakat kota.

Dari perspektif Ilmu Budaya atau Antropologi,
teknologi merupakan penggerak utama terjadinya perubahan budaya atau peradaban umat manusia.

Dari perspektif Ilmu Manajemen,
teknologi adalah aset strategis perusahaan yang berguna dalam menghadapi persaingan bisnis.

Sedangkan dari sisi Ilmu Teknik sendiri,
teknologi merupakan instrumen penting untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas kerja.

Menurut Lewis Thomas, teknologi terbagi dalam dua yaitu real high technology dan halfway technology.
 Real high technology jika teknologi dapat digunakan secara efektif dan tidak memakan biaya yang begitu besar, tidak membebankan penggunanya.

Contohnya pencegahan virus yang menyerang anak-anak melalui imunisasi, hampir semua anak-anak dapat merasakan penemuan ini.

 Halfway technology adalah
Teknologi yang bermanfaat namun tidak semua orang dapat merasakan manfaatnya, hal ini dapat disebabkan karena teknologi tersebut tidak terjangkau oleh semua orang dan tidak dapat diaplikasikan setiap saat.

Sebagai contoh,
 transplantasi organ dan perawatan kanker. Oleh karena itu, dibutuhkan riset lebih lanjut agar teknologi ini dapat bisa merakyat
 Penerapan teknologi gas melalui konversi minyak tanah ke gas. Penerapan teknologi tersebut ditujukan untuk mengatasi kerugian pemerintah yang selama ini mensubsidi minyak tanah agar harganya tidak terlalu tinggi. Akan tetapi penerapan teknologi ini justru membuat rakyat semakin menderita terutama bagi rakyat miskin yang tidak mampu mengkonsumsi gas.


bentuk ppt klik disini

No comments: